Kamis, 12 Mei 2016

Logika Matematika

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Setelah ngobrol panjang lebar dengan sahabat, saudara dan boleh dibilang mantan pacar.
Kang Zaky Ahmad...

Mudah2an bermanfaat...
------------------------

"Laa ilaaha illallaah"

Tiada Tuhan kecuali Allah. Kalimat ini merupakan kalimat dengan logika sempurna.

Sebelum membahas hal di atas, saya akan bahas dulu perbedaan bahasa yang digunakan dalam ilmu Bahasa Indonesia dengan bahasa yang digunakan dalam Logika Matematika.

Pernah belajar pelajaran Bahasa Indonesia? Saya yakin sudah pernah. Hal yang akan saya bahas kali ini nggak berat-berat kok. Cuma mainin pengertian dari "antonim" atau lawan kata aja.

Waktu kita sekolah, kita diajari yang namanya antonim ini. Misal, antonim dari pria, wanita. Antonim dari kaya, miskin. Singkat kata gini :

Pria >< Wanita
Kaya >< Miskin
Bagus >< Jelek
Positif >< Negatif
.
.
.dst..

Oke, sekarang kita bahas untuk Logika Matematika.

Dalam matematika, digunakan ingkaran untuk menunjukkan lawan kata. Misal, ingkaran dari pria, bukan pria. Ingkaran dari kaya, tidak kaya. Singkatnya gini :

Pria >< Bukan Pria
Kaya >< Tidak Kaya
Bagus >< Tidak Bagus
Positif >< Tidak/Non Positif
.
.
.dst..

Coba perhatikan perbedaan antara antonim dengan ingkaran. Dalam Bahasa Indonesia, lawan kata dari kaya adalah miskin. Jika ini dibawa ke dalam bahasa logika, hal ini akan menjadi masalah. Karna lawan kata dari kaya adalah tidak kaya. Dengan logika sederhana saja, kita tahu bahwa tidak kaya belum tentu miskin. Bisa jadi pas-pasan (tidak kaya - tapi juga tidak miskin).

Singkatnya gini. Tidak kaya belum tentu miskin. Tidak bagus belum tentu jelek. Tidak positif belum tentu negatif. dst...

Jadi, ada bagian-bagian yang tidak tersentuh dari penggunaan antonim.

Sudah tahu kan bedanya penggunaan bahasa dari dua cabang ilmu di atas??

Oke, sekarang kita masuk ke inti pembicaraan.

Allah, menurut saya menggunakan kata-kata yang pas sekali dan tidak terbantahkan. Allah menggunakan kata-kata "Tidak ada Tuhan selain Allah." Kita penggal kalimat tersebut menjadi dua, yaitu "Tidak ada Tuhan" dan "selain Allah".

Pernah terpikirkan, kenapa Allah tidak menggunakan kata-kata yang lebih simpel? Begini misalnya, "Allah adalah Tuhan". Dengan kalimat yang lebih simpel tersebut, sebenarnya Allah sudah menunjukkan bahwa Dia adalah Tuhan. Ya nggak? Sudah puaskah Allah hanya mengaku sebagai Tuhan? Ternyata tidak.

Coba perhatikan. Kalimat "Allah adalah Tuhan" ternyata ekuivalen dengan kalimat "Ada Tuhan yaitu Allah". Kita penggal pula kalimat ini menjadi dua, yaitu "Ada Tuhan" dan "yaitu Allah".

Problem utama kalimat di atas ada pada pemenggalan pertama, yaitu pada "Ada Tuhan". "Ada", hanya menjelaskan keberadaan. "Ada" bisa berarti ada 1, 2, atau berapapun. Hal ini menjadi problem ketika kita diminta menunjukkan jumlah keberadaannya.

Karna itu Allah memilih menggunakan ingkaran dari masing-masing penggalan kata di atas. Allah memilih menggunakan kalimat,"Tidak ada Tuhan selain Allah." Dengan menggunakan kalimat itu, apakah maknanya akan sama? Ternyata tidak. Allah tidak hanya mengaku sebagai Tuhan, tapi Dia juga mengaku sebagai satu-satunya Tuhan. Jadi pada pemenggalan pertama "Tidak ada Tuhan", Allah mengosongkan dulu siapapun untuk mengisi 'posisi' sebagai Tuhan. Dan pada pemenggalan kedua "selain Allah", Ia menjadi satu-satunya Dzat yang mengisi 'posisi' tersebut.

Kembali lagi, jikalau Allah menggunakan kalimat,"Ada Tuhan yaitu Allah" hal ini bisa berakibat fatal. Hal tersebut akan memberikan kemungkinan-kumingkinan bahwa ada Tuhan-tuhan lain selain Allah. Jika Allah menggunakan kalimat tersebut, tentu di Akhirat nanti Allah tidak bisa menghukumi orang-orang yang menyembah tuhan yang itu bukanlah Allah. (Dengan dalih bahwa, Allah memberikan logika yang kurang jelas, yang mempunyai multi makna). Tapi dengan kalimat "Tidak ada Tuhan selain Allah", Beliau secara tidak langsung menjadi satu-satunya Tuhan bagi seluruh makhluk.

Semoga kita diberkahi menjadi orang yang senantiasa bersaksi bahwa "Tidak ada Tuhan selain Allah" sampai akhir hayat kita. Amin..

=====================================

Kamis, 11 Februari 2016

Dia Wanita Baik..

Dia wanita baik.

Sangat baik.

Terlalu baik.

Untukku....


Mungkin aku terlalu buta,
Bisa dibilang aku terlanjur buta,
Bahkan Sengaja membutakan diri,...

Apa yang lebih sakit dari mengingninkan yang hampir tak mungkin dimiliki,
tapi memiliki yang tak diinginkan?
 
Sudah lah...
 
Mungkin ini jalanku.
Terlalu ikut campur dengan apa yang memang hanya Tuhan yang tau pun percuma.
Aku merasa hampir dibatas usahaku.
 
Ya Allah Ya Rohman Ya Rohim...
Tunjukkan lah kami Jalan Yang Lurus..
Ampuni dosaku,.
Ampuni dosa kedua orangtuaku, guru-guruku dan saudaraku.
 
Amiin Ya Robbal'alamiinn....